Belajar Dari Kurma Busuk
Kita memang mesti berusaha untuk mencari nafkah untuk kebutuhan sehari hari kita. Namun dalam usaha tersebut harus dengan cara cara yang diridhoi Allah subhanallahu ta'ala. Ada kalanya atau mungkin sering kalanya kita tergoda untuk menempuh jalan jalan maksiat untuk mencari rejeki dan kemudian lupa bahwa rejeki kita sudah ditentukan Allah. Dan sungguh Allah tak akan pernah lalai atau merasa kekurangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh hambaNya. Harus kita yakini dengan sepenuh hati, bahwasanya kita tak perlu khawatir dengan rejeki kita, karena rejeki sudah di atur oleh Allah. Seperti yang telah dicontohkan oleh para pendahulu kita yakni para sahabat yang diukir dalam sejarah. Semoga kita mendapat hidayah dan hikmah dari kisah kurma busuk sahabat Abdul Rahman bin Auf r.a . Berikut secebis kisahnya.
Abdurrahman bin Auf merupakan salah seorang dari sahabat Nabi. Beliau r.a mempunyai harta yang banyak. Namun justru itu yang dikhawatirkan oleh beliau-begitulah keadaan hidup para sahabat, tidak memiliki rasa cinta dunia dan ketamakan. Terlebih Nabi pernah bersabda bahwasanya Abdurrahman bin Auf akan masuk surga belakangan karena terlalu kaya. Beliau r.a pun mencari jalan agar kembali hidup miskin, subhanallah.
Seusai Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya pun jatuh. Abdul Rahman bin Auf r.a pun mengambil kesempatan ini agar menjadi miskin, yakni menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik para sahabat tadi dengan harga kurma bagus. Tujuan Abdurrahman bin Auf pun tercapai. Ia pun kembali hidup miskin setelah membeli seluruh kurma busuk milik para sahabat dengan harga kurma bagus. Para sahabat yang kurma busuknya pun mendapat keuntungan, karena mana ada orang yang mau beli kurma busuk , lebih lebih dengan harga yang bagus. Abdurrahman bin Auf pun senang, karena beliau menjadi miskin, subhanallah.
Namun rejeki itu memang sudah di atur oleh Allah. Manusia boleh berusaha ini itu, tapi tetap yang menentukan itu Allah. Suatu hari tiba tiba datang utusan dari Yaman membawa berita bahwa Raja Yaman mencari kurma busuk. Ternyata di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang dapat menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK ! Utusan Raja Yaman tersebut berniat memborong semua kurma Abdul Rahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa. Dan Abdurrahman bin Auf pun kembali menjadi lebih kaya dan lebih kaya lagi. Subhanallah.
Dari kisah mulia ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah. Apakah masuk akal kurma busuk ini menjadi bernilai dan berharga lebih tinggi dari kurma yang bagus. Semoga kita bisa memetik hikmah, bahwasanya bukan kurma bagus yang memberi rejeki tetapi Allah. Bila Allah berkehendak, bahkan kurma busuk pun bisa dihargai mahal.
Dari kisah mulia ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah. Apakah masuk akal kurma busuk ini menjadi bernilai dan berharga lebih tinggi dari kurma yang bagus. Semoga kita bisa memetik hikmah, bahwasanya bukan kurma bagus yang memberi rejeki tetapi Allah. Bila Allah berkehendak, bahkan kurma busuk pun bisa dihargai mahal.