Mentahnik Anak Dengan Kurma

Sunah Mentahnik Anak


Assalamu 'alaykum.
Ada sebuah sunah yang kadang belum diketahui oleh sebagai umat Islam dalam menyambut kelahiran buah hati mereka, yakni Tahnik. Baiknya kita merujuk kepada ulama sebagai pewaris Nabi untuk mengetahui apa itu tahnik. Dari sumber situs ahlussunnah waljama'ah, dikatakan bahwa Ibnu Hajar Al Asqolani berkata dalam kitabnya yakni fathul bari juz 9 halaman 558, tahnik ialah mengunyah sesuatu, kemudian meletakkan/memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok gosokkan ke langit langit mulut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan dan untuk menguatkan atasnya. Dan yang mesti dilakukan dari mentahnik adalah hendaknya mulut bayi tersebut dibuka sehingga sesuatu yang telah dikunyah masuk ke dalam perutnya. Yang lebih utama mentahnik dilakukan dengan kurma kuning. Jika tidak ada maka dengan kurma basah. Kalau tidak ada kurma bisa diganti dengan sesuatu yang manis (madu).

Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata:

ولدلى غلام فأتيت به النبى صلى الله عليه وسلم فسماه ابراهيم وحنكه بتمرة.

Artinya : Pernah dikaruniakan kepadaku seorang anak laki laki lalu aku membawanya ke hadapan Rasulullah saw maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma. (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim juz 14 hal 124 adalah hadist ini adalah anjuran mentahnik atau mengunyah anak yang baru lahir dan ini merupakan sunnah dengan ijma’. Hendaknya yang mentahnik adalah orang yang shalih dari kalangan laki laki atau wanita. Tahnik dilakukan dengan kurma dan ini mustahab (sunnah) tapi apabila ada yang mentahnik dengan selain kurma maka telah terjadi perbuatan tahnik. Sedangkan tahnik dengan kurma adalah lebih utama. Faidahnya adalah menyerahkan pemberian nama untuk anak kepada orang yang shalih dan ia memilihkan untuk si anak nama yang kamu senangi.

Dan di antara yang disunnahkan kepada bayi yang baru dilahirkan adalah tahnik dengan meminta ke­pada orang yang sholeh atau orang alim mengunyah sampai halus buah kurma atau yang lainnya lalu dimasukkan ke mulut si bayi mengharapkan barokahnya sebagaimana itu dilakukan oleh Rasu­lullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada shahabat Abdullah bin Zubair radliallahu ‘anhu dalam hadits yang diriwayatkan imam Bukhari dan Mus­lim,

عَنْ أَسْمَاء بِنْتِ أَبِيْ بَكْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ I حَنَّكَ عَدَدًا مِنْ أَبْنَاءِ الصَّحَابَةِ رِضْوَانُ الله عَلَيْهِم أَجْمَعِيْنَ وَمِنْ هَؤُلاَءِ الصَّحَابِيْ الْجَلِيْلِ ابنُ زُبَيْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ فَقَدْ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ فِيْ قُبَّاءَ أَوَّلَ نُزُوْلِهَا اَلْمَدِيْنَةَ وَهِيَ مُهَاجِرَةً بَعْدَ أَنْ حَمَلَتْ بِهِ فِي مَكَّةَ فَأَتَتْ بِهِ رَسُوْلَ الله I فَوَضَعَهُ فِي حِجْرِهِ فَدَعَا بِتَمْرَةٍ فَمَضَغَهَا ثُمَّ تَفَلَ فِي فِيْهِ فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ دَخَلَ جَوْفَهُ رِيْقُ رَسُوْلِ اللهِ I ثُمَّ حَنَكَهُ بِالتَّمْرَةِ وَدَعَا لَهُ وَبَرَكَ عَلَيْهِ وَكَانَ أَوَّلَ مَوْلُوْدٍ وُلِدَ فِي الإِسْلاَمِ لِلْمُهَاجِرِيْنَ فِي الْمَدِيْنَةِ، قَالَتْ أَسْمَاءُ فَفَرَحُوْا بِهِ فَرَحًا شَدِيْدًا لأَنَّهُمْ قِيْلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ إِنَّ الْيَهُوْدَ قَدْ سَحَرَتْكُمْ فَلاَ يُوْلَدُ لَكُمْ (رواه البخاري والمسلم)

Dari Asma’ binti Abu Bakar Ra: Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melakukan Tahnik kepada beberapa orang dari anak-anak shohabat radliallahu ‘anhum, di antaranya shohabat besar Abdullah bin Zubair radliallahu ‘anhu yang telah dilahirkan ibunya di kuba’ ketika pertama kali tiba di Madinah setelah beliau mengandungnya di kota Makkah, lalu dibawa kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu oleh Nabi diletakkan di pangkuannya kemudian Beliau meminta kurma lalu mengunyahnya serta meludahinya dan meletakannya di mulutnya, maka pertama kali yang masuk kedalam mulutnya adalah ludah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kemu­dian mendoakannya dan memberkatinya, dan ia adalah anak pertama kali yang lahir dalam Islam bagi para muhajirin di kota Madinah, maka berkata sayidatuna Asma’ binti Abu Bakar, maka bergembiralah mereka dengan kelahirannya karena dikatakan kepada kaum muslimin bahwasanya orang Yahudi telah menyihir mereka sehingga mereka kaum muslimin tidak bisa melahirkan seorang pun. (H.R. Bukhori-Muslim).





Sumber :
santri.net
www.alhabibsegafbaharun.com